1 Februari 2021 besok, tiga bank syariah milik negara,yaitu Bank BNI Syariah, Bank Mandiri Syariah, Bank BRI syariah, akan resmi merger (bergabung menjadi satu) dengan bendera PT Bank Syariah Indonesia Tbk.
Dimana kode saham bank hasil merger PT Bank Syariah Indonesia Tbk di Bursa Efek Indonesia (BEI) menjadi BRIS.
Legal merger itu ditandai dalam acara opening bell ceremony di Istana Negara dan dipimpin langsung oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pukul 13.30 WIB.
Acara ini mengubah acara sebelumnya yang rencananya akan bersamaan dengan IDX bell ceremony yang sedianya akan dilakukan pada pukul 08.15 WIB.
Pasca merger ini, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menjadi pemegang saham terbesar atau mayoritas dari PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) dengan kepemilikan sebesar 51%. PT Bank Negara Indonesia (BBNI) 25,0%, PT Bank Rakyat Indoneisia Tbk (BBRI) 17,4%, DPLK BRI – Saham Syariah 2% dan publik 4,4%.
Kemudian, pada 5 Maret 2021 Nanti, adalah jadwal tanggal Pembayaran atas saham yang dijual oleh pemegang saham.
Ketua Project Management Office Integrasi (PMO) dan Peningkatan Nilai Bank Syariah BUMN Hery Gunardi sebelumntya mengatakan total aset bank hasil penggabungan ini nantinya akan mencapai Rp 215,6 triliun dengan modal inti lebih dari Rp 20,4 triliun.
Dengan begitu, bank hasil penggabungan akan masuk ke dalam Top 10 bank terbesar di Indonesia dari sisi aset dan Top 10 bank syariah terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar.
Merujuk kinerja masing-masing bank syariah,
1. PT Bank Syariah Mandiri (Mandiri Syariah)
Sepanjang 2020, PT Bank Syariah Mandiri (Mandiri Syariah) meraup laba bersih sebesar Rp 1,43 triliun, Capaian ini naik 12,51% secara tahunan atau year on year (yoy)
Sumber laba Bank Mandiri Syariah berasal dari pendapatan margin dan bagi hasil bersih yang tumbuh 11,02% (yoy) menjadi Rp 5,87 triliun.
Lalu, pendapatan berbasis komisi (fee based income) sebesar Rp 2,09 triliun, atau meningkat 11,86% (yoy), antara lain dari Mandiri Syariah Mobile (MSM) sebesar Rp 66,9 miliar atau naik 72% (yoy).
Adapun transaksi di layanan digital MSM selama tahun 2020 yang naik sebesar 82,25% (yoy) dengan nilai transaksi sebesar Rp 50,26 triliun.
Secara keseluruhan raihan laba bersih Mandiri Syariah pada 2020 ditopang pertumbuhan pembiayaan dan membaiknya rasio pendanaan murah yang dikelola perusahaan.
Pembiayaan Mandiri Syariah tumbuh 10,43% menjadi Rp 83,43 triliun. Pembiayaan didorong kontribusi kenaikan pembiayaan segmen retail sebesar 18,41% (yoy) menjadi Rp 53,24 triliun. Adapun untuk segmen corporate banking naik 4,83% menjadi Rp 23,43 triliun.
2. PT Bank BRISyariah Tbk (BRIS)
Adapun PT Bank BRIsyariah Tbk mencatatkan laba bersih Rp 248 miliar atau melonjak 235,14% dari periode yang sama tahun sebelumnya (year on year).
Selain mencatat pertumbuhan laba, pertumbuhan pembiayaan dan dana murah BRI Syariah juga mengalami peningkatan yang signifikan. Total aset BRIsyariah tercatat mencapai Rp 57,7 triliun atau meningkat 33,8% YoY.
Pembiayaan bank ini mencapai Rp 40 triliun atau tumbuh mencapai 46,24% YoY. Pertumbuhan pembiayaan yang signifikan ditopang oleh segmen ritel (SME, Mikro dan Konsumer) untuk memberikan imbal hasil yang lebih optimal.
Adapun dalam penutupan perdagangan di Bursa Efek Indonesia pada Jumat 29 Januari 2021 lalu, saham BRIS ditutup di harga Rp 2.440 per saham, turun 6,87%. (Titis Nurdiana/kontan)